Home

Selasa, 10 Januari 2012

The Power of Media

                Pengertian media menurut (Nova, 2009:205) dalam bukunya yang berjudul Crisis Public Relation Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan mengatakan, “Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Berdasarkan sifatnya, media terdiri dari dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat diartikan segala barang cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, pamflet, buletin dan lain-lain. Contoh, media elektronik adalah televisi, radio, website, dan lain-lain”.

            Melalui media, kita dapat mengetahui informasi-informasi di luar sana yang tidak kita ketahui sebelumnya. Media sudah tidak asing lagi bagi kehidupan manusia, karena media dapat menjangkau audience sebanyak mungkin. Media dapat di katakan efektif apabila media tersebut mampu menyampaikan informasi baik langsung maupun tidak langsung yang akhirnya menimbulkan feedback dari khalayak. Itu menandakan bahwa khalayak mengerti terhadap informasi yang disampaikan kemudian memberikan respon balik.
“Media massa berfungsi sebagai media Berita dan Penerangan, media Pendidikan, media Hiburan, dan media Promosi. Meskipun keempat fungsi di atas tampak terpisah-pisah, dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri. Keempatnya akan saling kait. Karena itu, materi yang disajikan baik melalui media cetak maupun media elektronik, sekaligus mengandung keempat fungsi tersebut di atas. Meskipun demikian, dapat saja pemberian bobot yang lebih berat terhadap salah satu fungsi di atas, sehingga ada sajian yang tekanannya pada penyampaian informasi, ada pula yang tekanannya pada pendidikan dan sebagainya” (Darwanto, 2007:33-34).
Dari penjelasan di atas, peran media yang sangat berpengaruh dalam pembentukan opini publik diharapkan dapat membantu memaparkan kondisi dan situasi yang tengah berlangsung secara baik, sehingga tidak menimbulkan prasangka terus menerus dan akhirnya berdampak pada sistem politik (khususnya) di Indonesia yang pada akhirnya dapat melibatkan pihak lain. Pemberitaan yang dihasilkan media mempunyai fungsi sebagai pengontrol sehingga dapat memberikan kritik atau masukkan terhadap sikap-sikap yang diambil oleh tokoh-tokoh politik dalam pemerintahan.
            “Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya karena bersifat audio visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan secara langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kepada setiap pemirsa di manapun ia berada” (Riswandi, 2009:2). Memang diantara media-media lain termasuk munculnya media baru, televisi lebih dominan digunakan. Tetapi itu semua tergantung pada tingkat kecenderungan tiap individu untuk memilih media apa yang menurutnya mampu memenuhi akan kebutuhannya dalam mendapatkan informasi atau pengetahuan.
“Media relations atau hubungan media adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi, untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa, dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance)” (Nova, 2009:208).
            Begitu juga dengan sikap profesional dan objektif harus dijunjung tinggi oleh pihak media, setiap informasi yang dipublikasikan harus disertai tanggung jawab. Di samping itu juga berusaha untuk membina hubungan baik dengan khalayak, agar reputasi suatu perusahaan media tetap baik di mata publik dan menimbulkan kepercayaan.
            Namun, apabila suatu media menyampaikan informasi masih simpang siur atau belum jelas namun sudah mempublikasikannya pasti juga akan menimbulkan respon negatif. Berarti media tersebut akan mengalami krisis, misalnya pandangan buruk publik terhadap perusahaan medianya, tidak ada lagi kepercayaan, memulai karir dari nol/bawah lagi untuk mengembalikan usaha yang telah tercemar reputasinya dan lain-lain. Itu adalah semacam konsekuensi yang harus diterima oleh perusahaan suatu media apabila melakukan kesalahan.
            Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, belakangan ini sering kita jumpai adanya konvergensi media. Tentu saja ini menarik dan membuat khalayak dapat memilih macam konvergensi media. Contohnya media cetak yakni koran “Kompas” kini kita dapat melihatnya di media online/internet.
“Dilihat dari sudut pandang ekonomi–politik media, kondisi media kontemporer ditandai dengan meluasnya konsentrasi dan konglomerasi media. Perluasan atas konsentrasi dan konglomerasi media ini juga pararel dengan konvergensi media. Di satu sisi tumbuh media dalam berbagai lini yang berbeda, namun di sisi yang lain, kepemilikan dari media semakin memusat pada segelintir orang saja” (Junaedi, 2010:183).
Jadi, tidak ada media yang tidak efektif, karena media semuanya efektif sebab menyampaikan pesan sesuai dengan skills dan awareness yang dimiliki oleh setiap media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar